# RENUNGAN
Seorang pemuda sedang meminta maaf kepada pacarnya.
karena ia memiliki emosi yang tinggi, sedikit-sedikitmarah, pacarnya selalu memaafkannya..
Tetapi karena hal itu sering terjadi, sambil membawa pria tsb kepada
sebuah tembok, Sang gadis berkata : "Aku bisa memaafkanmu, dan mulai
skarang, jika kamu marah, pakulah 1 buah paku pada dinding ini"
Hal itu berjalan sampai paku di dinding tsb penuh, pemuda itu pun berkata, "Dinding ini sudah penuh, aku tak bisa memakunya lagi"
Sang gadis membalas, "Sekarang coba cabutlah paku2 yang sudah kau pasang itu"..
Setelah paku dicabut, gadis itu pun berkata :
"Paku itu adalah kemarahanmu dan kata2mu yg menyakiti hatiku, dan
dinding ini hatiku, setiap kau marah, kau memaku 1 paku dihatiku, dan
saat kau meminta maaf, kau mencabut paku itu, tetapi kau bisa lihat,
dinding yang sudah dipaku, meninggalkan bekas, meskipun kamu coba
menambalnya, tidak akan kembali seperti dulu.."
Kesimpulan :
"Oleh karena itu, jagalah kata2mu, baik kepada pasanganmu, keluarga, maupun teman2mu..
Keep Smile.. :)
.
.
# klik suka dan bagikan sob ;)
copas from HITAM PUTIH
Kamis, 18 April 2013
Senin, 15 April 2013
1 CIUMAN 500 TAHUN DI NERAKA (bagi Pasangan Yang Belum Halal) *
* 1 CIUMAN 500 TAHUN DI NERAKA (bagi Pasangan Yang Belum Halal) *
Ya Allah Ya Rabbi, Astagfirullahaladzim..
Seorang Abdullah bin umar duduk-duduk
di pintu rumahnya. Ia melihat seorang
pemuda tampan. Abdullah lari masuk
rumah dan menguncinya. Beberapa saat
kemudian bertanya : “ fitnah itu sudah
pergi atau belum !” mereka menjawab :
“ sudah pergi “ maka Abdullah keluar
dari rumah .
Ada yang bertanya : “ Wahai Abdullah ,
apa yang di lakukan anak itu terhadap
kamu ! Apa ada sesuatu yang kau dengar
dari Rasulullah mengenai dia !.
Abdullah ra. Menjawab ; “ memandang
mereka itu haram ,berbicara atau
berkumpul juga haram “.
Al Qadli Al Imam rh. Berkata ; “ Aku
pernah mendengar seorang masyayikh
berkata ; “ Setiap wanita ada satu
syaitan , dan syaitan setiap anak remaja
terdapat 18 syaitan . “ ada riwayat ; “
Barang siapa yang mencium anak remaja
dengan syahwat , Allah ta`ala akan
menyiksa di neraka 500 tahun = "Padahal
1 jam di Akhirat = 1000 tahun waktu di
Dunia." Dan barang siapa yang mencium
wanita dengan syahwat, seolah- olah ia
berzina 70 perawan(perempuan yang
suci). Dan barang siapa yang berzina
dengan perawan(perempuan yang suci),
maka ibaratnya sudah berzina dengan
70.000 janda.
Tambahan:
dan ketika wanita menampakkan Rambut mereka di depan Lelaki yang bukan
Suaminya atau muhrimnya maka Neraka
baginya 70 tahun untuk tiap helai rambut
yang ditampakkanya.
Minggu, 14 April 2013
KALIAN KAH WANITA PENGHUNI SURGA 1
KALIAN KAH WANITA PENGHUNI SURGA 1
Hadits : " Jika seorang wanita penduduk sorga melihat ke bumi, seluruh alam antara langit dan bumi akan menjadi wangi.
Dan cahayanya akan menerangi benda yang ada di antara keduanya.. Dan mahkota yang ada di kepalanya lebih baik daripada dunia dan seisinya. "
[ Mu'jam Thabrani, ada penguat dari shahih Ibnu Majah ]
Itulah wanita penghuni sorga. Wanginya memenuhi jarak langit dan bumi. Bayangkah saja.
Wangi di dunia mesti dengan parfum mahal dan deodoran. Dan muslimah dilarang berparfum di depan non mahram.
Wangi yang luar biasa dahsyat. Harum menyerbak ke langit dan bumi.
Cahaya wajahnya akan menerangi seluruh langit dan bumi, antara sorga dan bumi kita. Matahari pun kalah.
Wanita penghuni sorga akan mengenakan mahkota, yang lebih baik dari dunia dan seisinya.
Jika mahkotanya saja lebih baik dari dunia seisinya, apalagi isi sorga. Jauuuuh lebih baik.
Ternyata dunia ini sangat hina. Masa kalah sama mahkota wanita sorga.
Maka apakah engkau mengorbankan sorga hanya karena rayuan gombal, yang mengatakan bahwa engkau tercantik di dunia?
Katakan padanya: Insya Allah di sorga nanti, aku akan menjadi jauh lebih cantik dan wangi.
Katakan padanya: aku ingin bersama di sorga, bukan ingin bersama di neraka akibat dosa yang kita lakukan di dunia.
Katakan padanya: sorga lebih indah dari semua rayuanmu. Lebih memikat hatiku.
Katakan juga: Jika engkau ingin bersamaku di sorga nanti, datangi rumahku, temui ayahku tuk melamarku.
Katakan padanya: apakah engkau tak ingin melihat diriku di sorga nanti begitu cantik dan wangi?
Atau engkau hanya ingin menikmati dunia yang lebih hina dibanding mahkotaku di sorga nanti?
Katakan padanya: Aku ingin bersama suamiku, abadi bersama di sorga, bisa melihat wajah Allah yang mulia.
~Ust Syarif Baraja~
Hadits : " Jika seorang wanita penduduk sorga melihat ke bumi, seluruh alam antara langit dan bumi akan menjadi wangi.
Dan cahayanya akan menerangi benda yang ada di antara keduanya.. Dan mahkota yang ada di kepalanya lebih baik daripada dunia dan seisinya. "
[ Mu'jam Thabrani, ada penguat dari shahih Ibnu Majah ]
Itulah wanita penghuni sorga. Wanginya memenuhi jarak langit dan bumi. Bayangkah saja.
Wangi di dunia mesti dengan parfum mahal dan deodoran. Dan muslimah dilarang berparfum di depan non mahram.
Wangi yang luar biasa dahsyat. Harum menyerbak ke langit dan bumi.
Cahaya wajahnya akan menerangi seluruh langit dan bumi, antara sorga dan bumi kita. Matahari pun kalah.
Wanita penghuni sorga akan mengenakan mahkota, yang lebih baik dari dunia dan seisinya.
Jika mahkotanya saja lebih baik dari dunia seisinya, apalagi isi sorga. Jauuuuh lebih baik.
Ternyata dunia ini sangat hina. Masa kalah sama mahkota wanita sorga.
Maka apakah engkau mengorbankan sorga hanya karena rayuan gombal, yang mengatakan bahwa engkau tercantik di dunia?
Katakan padanya: Insya Allah di sorga nanti, aku akan menjadi jauh lebih cantik dan wangi.
Katakan padanya: aku ingin bersama di sorga, bukan ingin bersama di neraka akibat dosa yang kita lakukan di dunia.
Katakan padanya: sorga lebih indah dari semua rayuanmu. Lebih memikat hatiku.
Katakan juga: Jika engkau ingin bersamaku di sorga nanti, datangi rumahku, temui ayahku tuk melamarku.
Katakan padanya: apakah engkau tak ingin melihat diriku di sorga nanti begitu cantik dan wangi?
Atau engkau hanya ingin menikmati dunia yang lebih hina dibanding mahkotaku di sorga nanti?
Katakan padanya: Aku ingin bersama suamiku, abadi bersama di sorga, bisa melihat wajah Allah yang mulia.
~Ust Syarif Baraja~
PENGINDERAAN JAUH
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Para ahli geografi mempelajari
permukaan bumi dan bagaimana manusia memengaruhi secara dipengaruhi serta
dipengaruhi oleh lingkungan fisiknya. Geografi dibagi ke dalam dua spesialisasi
pokok: Geografi fisik dan Geografi budaya (manusia). Para ahli
geografi fisik mengkaji asfek-asfek fisik bumi yang meliputi iklim, tanah,
sumber-sumber air, penyebaran tanaman dan binatang, dan bentuk-bentuk tanah.
Para ahli geografi budaya (ahli kependudukan-demografer) tertarik dengan penyebaran penduduk pada suatu wilayah tertentu.
Mereka bukan hanya tertarik dengan tempat tinggal dimana mereka hidup, namun
juga mengapa mereka tinggal disana, yakni faktor-faktor apa yang mempengaruhi.
Daya tarik utama kedua dari ahli geografi budaya adalah interaksi manusia
dengan lingkungan fisiknya. Mereka
mengkaji bagaimana manusia memanfaatkan dan mengubah permukaan bumi bahkan juga
bagaimana permukaan bumi memengaruhi budaya manusia, kegiatan mencari nafkah,
pola-pola perkampungan, pembangunan ekonomi, organisasi politik, pemanfaatan sumber-sumber
daya, komunikasi, dan transportasi.
Jika pemandangan tak cukup jelas terlihat dari bawah,
naiklah ke atas niscaya pemandangan akan terlihat lebih jelas. Perinsip seperti
itulah yang digunakan dalam pengidraan jauh. Teknologi ini telah berkembang
sedmikian rupa sehingga lebih memsyarakat.
Informasi keruangan saat ini
sangat penting untuk beragam kepentingan. Informasi keruangan dahulu hanya
diperoleh dan disajikan dalam bentuk simbol-simbol sederhana. Penyajian
informasi keruangan yang diwujudkan dalam bentuk simbol dikenal denganpeta.
Selain peta. Saat ini informasi keruangan dapat disajikan dalam bentuk foro
udara atau citra. Foto udara diperoleh dari penginderaan jauh. Penginderaan
jauh dikenal dengan teknik untuk memperoleh menganalisis permukaan bumi
menggunaka sensor.[1]
BAB
II
PEMBAHASAN
PENGINDERAAN
JAUH
2.1 Pengertian
Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh (disingkat
inderaja) adalah ilmu atau seni untuk memperolh informasi tentang objek, daerah
atau gejala dengan jalan menganalisis data yang diperoleh menggunakan alat
tanpa kontak langsung terhadap objek atau gejala atau daerah yang dikaji
(Lillesand dan keifer, hal. 56). Jadi, penginderaan jauh adalah pengukuran atau
akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat yang tidak
secara fisik melakukan kontak dengan objek tersebut atau pengukuran atau
akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat dari jarak jauh,
(misalnya dari pesawat, pesawat luar angkasa, satelit, kapal atau alat lain.[2]
Contoh dari penginderaan jauh antara lain
satelit pengamatan bumi, satelit cuaca, memonitor janin dengan ultrasonik dan
wahana luar angkasa yang memantau planet dari orbit. Inderaja berasal dari
bahasa Inggris remote sensing, bahasa Perancis télédétection, bahasa Jerman
fernerkundung, bahasa Portugis sensoriamento remota, bahasa Spanyol percepcion
remote dan bahasa Rusia distangtionaya. Di masa modern, istilah penginderaan
jauh mengacu kepada teknik yang melibatkan instrumen di pesawat atau pesawat
luar angkasa dan dibedakan dengan penginderaan lainnya seperti penginderaan
medis atau fotogrametri. Walaupun semua hal yang berhubungan dengan astronomi
sebenarnya adalah penerapan dari penginderaan jauh (faktanya merupakan
penginderaan jauh yang intensif), istilah "penginderaan jauh" umumnya
lebih kepada yang berhubungan dengan teresterial dan pengamatan cuaca.
2.2 Penginderaan Jauh Menurut Para Ahli
a. Menurut Lillesand dan Kiefer
(1979)(2007)
Penginderaan
Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek, wilayah,
atau gejala dengan cara menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan
alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, wilayah, atau gejala yang dikaji.
b. Menurut Colwell (1984)
Penginderaaan
Jauh yaitu suatu pengukuran atau perolehan data pada objek di permukaan bumi
dari satelit atau instrumen lain di atas atau jauh dari objek yang diindera.
c. Menurut Curran (1985)
Penginderaan
Jauh yaitu penggunaan sensor radiasi elektromagnetik untuk merekam gambar
lingkungan bumi yang dapat diinterpretasikan sehingga menghasilkan informasi
yang berguna.
d. Menurut American Society of
Photogrammetry (1983)
Penginderaan
jauh merupakan pengukuran atau perolehan informasi dari beberapa sifat objek
atau fenomena, dengan menggunakan alat perekam yang secara fisik tidak terjadi
kontak langsung dengan objek atau fenomena yang dikaji.
e. Menurut Avery (1985)
Penginderaan
jauh merupakan upaya untuk memperoleh, menunjukkan (mengidentifikasi) dan
menganalisis objek dengan sensor pada posisi pengamatan daerah kajian.
f. Menurut Lindgren (1985)
Penginderaan
jauh yaitu berbagai teknik yang dikembangkan untuk perolehan dan analisis
informasi tentang bumi.[3]
2.3 Komponen-Komponen Penginderaan Jauh
Komponen Penginderaan
Jauh
Sumber
: Hartonogeografi
A. Sumber Tenaga
Sumber tenaga dalam proses inderaja terdiri atas:
-
Sistem pasif adalah sistem yang
menggunakan sinar matahari
-
Sistem aktif adalah sistem yang
menggunakan tenaga buatan seperti gelombang
mikro[4]
Jumlah tenaga yang diterima oleh obyek di setiap
tempat berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Waktu penyinaran
Jumlah
energi yang diterima oleh objek pada saat matahari tegak lurus (siang hari)
lebih besar daripada saat posisi miring (sore hari). Makin banyak energi yang
diterima objek, makin cerah warna obyek tersebut.
2. Bentuk permukaan bumi
Permukaan
bumi yang bertopografi halus dan memiliki warna cerah pada permukaannya lebih
banyak memantulkan sinar matahari dibandingkan permukaan yang bertopografi
kasar dan berwarna gelap. Sehingga daerah bertopografi halus dan cerah terlihat
lebih terang dan jelas.
3. Keadaan cuaca
Kondisi cuaca pada saat pemotretan mempengaruhi
kemampuan sumber tenaga dalam memancarkan dan memantulkan. Misalnya kondisi
udara yang berkabut menyebabkan hasil inderaja menjadi tidak begitu jelas atau
bahkan tidak terlihat.
B. Atmosfer
Lapisan udara yang terdiri atas berbagai jenis gas,
seperti O2, CO2, nitrogen, hidrogen dan helium. Molekul-molekul gas yang
terdapat di dalam atmosfer tersebut dapat menyerap, memantulkan dan melewatkan
radiasi elektromagnetik.Di dalam inderaja terdapat istilah Jendela Atmosfer,
yaitu bagian spektrum elektromagnetik yang dapat mencapai bumi. Keadaan di
atmosfer dapat menjadi penghalang pancaran sumber tenaga yang mencapai ke
permukaan bumi. Kondisi cuaca yang berawan menyebabkan sumber tenaga tidak
dapat mencapai permukaan bumi.[5]
C. Interaksi antara tenaga dan objek
Interaksi antara tenaga dan obyek dapat dilihat dari
rona yang dihasilkan oleh foto udara. Tiap-tiap obyek memiliki karakterisitik
yang berbeda dalam memantulkan atau memancarkan tenaga ke sensor.
Objek yang mempunyai daya pantul tinggi akan
terilhat cerah pada citra, sedangkan obyek yang daya pantulnya rendah akan
terlihat gelap pada citra. Contoh: Permukaan puncak gunung yang tertutup oleh
salju mempunyai daya pantul tinggi yang terlihat lebih cerah, daripada
permukaan puncak gunung yang tertutup oleh lahar dingin.
D. Sensor
Sensor merupakan alat pemantau yang dipasang pada
wahana, baik pesawat maupun satelit. Sensor dapat dibedakan menjadi dua:
1. Sensor fotografik, merekam obyek
melalui proses kimiawi. Sensor ini menghasilkan foto. Sensor yang dipasang pada
pesawat menghasilkan citra foto (foto udara), sensor yang dipasang pada satelit
menghasilkan citra satelit (foto satelit)
2. Sensor elektronik, bekerja secara
elektrik dalam bentuk sinyal. Sinyal elektrik ini direkam dalam pada pita
magnetik yang kemudian dapat diproses menjadi data visual atau data digital
dengan menggunakan komputer. Kemudian lebih dikenal dengan sebutan citra.[6]
E. Wahana
Adalah kendaraan/media yang digunakan untuk membawa
sensor guna mendapatkan inderaja. Berdasarkan ketinggian persedaran dan tempat
pemantauannya di angkasa, wahana dapat dibedakan menjadi tiga kelompok:
1. Pesawat
terbang rendah sampai menengah yang ketinggian peredarannya antara 1.000 –
9.000 meter di atas permukaan bumi
2. Pesawat
terbang tinggi, yaitu pesawat yang ketinggian peredarannyalebih dari 18.000
meter di atas permukaan bumi
3. Satelit,
wahana yang peredarannya antara 400 km – 900 km diluar atmosfer bumi.
F. Perolehan Data
Data yang diperoleh dari inderaja ada 2 jenis:
1. Data manual, didapatkan melalui
kegiatan interpretasi citra. Guna melakukan interpretasi citra secara manual
diperlukan alat bantu bernama stereoskop. Stereoskop dapat digunakan untuk
melihat objek dalam bentuk tiga dimensi.
2. Data numerik (digital), diperoleh
melalui penggunaan software khusus penginderaan jauh yang diterapkan pada
komputer.[7]
G. Pengguna Data
Pengguna data merupakan komponen akhir yang penting
dalam sistem inderaja, yaitu orang atau lembaga yang memanfaatkan hasil inderaja.
Jika tidak ada pengguna, maka data inderaja tidak ada manfaatnya. Salah satu
lembaga yang menggunakan data inderaja misalnya adalah:
·
Bidang militer
·
Bidang kependudukan
·
Bidang pemetaan
·
Bidang meteorologi dan klimatologi
H. Teknik pengumpulan data
Data dapat dikumpulkan dengan berbagai macam
peralatan tergantung kepada objek atau fenomena yang sedang diamati. Umumnya
teknik-teknik penginderaan jauh memanfaatkan radiasi elektromagnetik yang
dipancarkan atau dipantulkan oleh objek yang diamati dalam frekuensi tertentu
seperti inframerah, cahaya tampak, gelombang mikro, dsb. Hal ini memungkinkan
karena faktanya objek yang diamati (tumbuhan, rumah, permukaan air, udara dll)
memancarkan atau memantulkan radiasi dalam panjang gelombang dan intensitas
yang berbeda-beda. Metode penginderaan jauh lainnya antara lain yaitu melalui
gelombang suara, gravitasi atau medan magnet.
2.4 Keunggulan Inderaja
Menurut Sutanto (1994:18-23), penggunaan
penginderaan jauh baik diukur dari jumlah bidang penggunaannya maupun dari
frekuensi penggunaannya pada tiap bidang mengalami pengingkatan dengan pesat.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
1. Citra
menggambarkan obyek, daerah, dan gejala di permukaan bumi dengan; wujud dan
letak obyek yang mirip ujud dan letak di permukaan bumi, relatif lengkap,
meliputi daerah yang luas, serta bersifat permanen.
2. Dari
jenis citra tertentu dapat ditimbulkan gambaran tiga dimensional apabila
pengamatannya dilakukan dengan alat yang disebut stereoskop.
3. Karaktersitik
obyek yang tidak tampak dapat diwujudkan dalam bentukcitra sehingga
dimungkinkan pengenalan obyeknya.
4. Citra
dapat dibuat secara cepat meskipun untuk daerah yang sulit dijelajahi secara
terestrial.
5. Merupakan satu-satunya cara untuk
pemetaan daerah bencana.
Citra sering dibuat dengan periode ulang yang
pendek.
2.5 Keterbatasan Inderaja
Berupa ketersediaan
citra SLAR yang belum sebanyak ketersediaan citra lainnya. Dari citra yang ada
juga belum banyak diketahui serta dimanfaatkan (Lillesand dan Kiefer, 1979). Di
samping itu jugaharganya yang relative mahal dari pengadaan citra lainnya
(Curran, 1985)
2.6 Kelemahan Inderaja
Walaupun mempunyai
banyak kelebihan, penginderaan jauh juga memiliki kelemahan antara lain sebagai
berikut:
-
Orang yang menggunakan harus memiliki
keahlian khusus;
-
Peralatan yang digunakan mahal;
-
Sulit untuk memperoleh citra foto
ataupun citra nonfoto;
2.7 Manfaat Penginderaan Jauh
Bidang Kelautan
(Seasat, MOS)
a.
Pengamatan sifat fisis air laut.
b.
Pengamatan pasang surut air laut dan gelombang
laut.
c.
Pemetaan perubahan pantai, abrasi,
sedimentasi, dan lain-lain.
Bidang hidrologi
(Landsat, SPOT)
a.
Pemanfaatan daerah aliran sungai (DAS)
dan konservasi sungai.
b.
Pemetaan sungai dan studi sedimentasi
sungai.
c.
Pemanfaatan luas daerah dan intensitas
banjir.
Bidang geologi
a.
Menentukan struktur geologi dan
macamnya.
b. Pemantauan daerah bencana (gempa,
kebakaran) dan pemantauan debu vulkanik.
c.
Pemantauan distribusi sumber daya alam.
d.
Pemantauan pencemaran laut dan lapisan minyak
di laut.
e.
Pemanfaatan di bidang pertahanan dan
militer.
f.
Pemantauan permukaan, di samping
pemotretan dengan pesawat terbang dan aplikasisistem
informasi geografi (SIG).
Bidang meteorologi dan
klimatologi (NOAA)
a.
Membantu analisis cuaca dengan
menentukan daerah tekanan rendah dan daerah
bertekanan tinggi, daerah hujan, dan badai siklon.
b.
Mengetahui sistem atau pola angin
permukaan.
c.
Permodelan meteorologi dan data klimatologi.
d.
Untuk pengamatan iklim suatu daerah
melalui pengamatan tingkat kewarnaan dan kandungan air di udara.
Bidang oseanografi
a.
Pengamatan sifat fisis air seperti suhu,
warna, kadar garam dan arus laut.
b.
Pengamatan pasang srut dengan gelombang
laut (tinggi, frekuensi, arah).
c.
Mencari distribusi suhu permukaan.
d.
Studi perubahan pasir pantai akibat
erosi dan sedimentasi[8]
2.8 Citra Penginderaan Jauh
Citra merupakan hasil
rekaman melalui alat ensor atau kamera. Citra disebut juga gambaan visual objek.
1. Jenis Citra
a. Citra Foto
Dalam penginderaan jauh citra foto disebut dengan
foto udara atau potret udara. Citra foto dapat dibedakan atas beberapa dasar,
yaitu:
Tabel 2.1 perbedaan
antara Citra Foto dan Citra Non Foto
Jenis citra
Variable
Pembedaan
|
Citra Foto
|
Citra Non Foto
|
Sensor
|
Kamera
|
Non kamera, berdasarkan atas penyiaman (scanning)
kamera, detektornya bukan film
|
Detektron
|
Film
|
Pita magnetic, termistor, foto konduktif, foto
voltaic, dan sebagainya
|
Proses perekaman
|
Fotografi/Kimiawi
|
Elektrik
|
Mekanisme perekaman
|
Serentak
|
Parsial
|
Spektrum elektromagnetik
|
Spectrum tampak dan perluasannya
|
Spectrum tampak dan perluasan, thermal dan gelombang
|
Sumber: lillesand dan Kieter, 1990
Citra Foto dapat dibedakan atas beberapa
klasifikasi yaitu sebagai berikut.
1) Spectrum
elektromagnetik yang digunakan
Penggunaan
spectrum elektromagnetik dapat menghasilkan foto yang berbeda-beda, meliputi :
a) Foto ultraviolet
Merupakan
foto yang dibuat menggunakan spectrum ultraviolet. Spectrum ultraviolet yang
dapat digunakan untuk pemotretan saat ini ialah spectrum ultraviolet dekat
hingga panjang gelombang 0,25µm.
b) Foto ortokramatik
Dibuat
dengan menggunakan spectrum tampak dalam saluran biru (0,4-0,5µm) dan saluran
hijau
(0,5µm).
Foto ini dapat digunakan untuk mendeteksi dasar perairan pantai untuk kegiatan
pelayaran.
c) Foto pankromatik
Dibuat
dengan menggunakan spectrum tampak (0,4-0,7µm). Sangat baik digunakan untuk
tujuan umum.
d) Foto Inframerah asli (true infrared
photo)
Dibuat
dengan menggunakan spectrum inframerah dekat (0,9-1,2µm). Sangat baik untuk
keperluan khusus, seperti studi vegetasi, hidrologi, dan tata guna lahan kota.
e) Foto inframerah berwarna
Disebut
juga foto berwarna semua. Filmnya dikembangkan untuk kepentingan militer
(Camouflage Detection Film).
f) Foto inframerah berwarna
Menggunakan
spectrum inframerah dekat dan sebagian spectrum tampak (0,7-0,9µm) ditambah
saluran hijau dan merah.[9]
2) Sumbu
kamera
Foto
udara dapat dibedakan berdasarkan arah sumbu kamera kepermukaan bumi, meliputi:
a) Foto vertical
Apabila
sumbu kamera tegak lurus terhadap permukaan bumi. Termasuk apabila sumbu kamera
condong 1⁰- 4⁰.
b) Foto condong
Apabila sumbu kameramenyudut 10⁰
terhadap permukaan bumi.
Foto condong dibedakan
atas:
(1) Sangat condong, yaitu pada foto tampak
cakrawala.
(2) Agak condong, yaitu pada cakrawalanya
tidak tergambar.
3) Warna
yang digunakan
a) Foto berwarna semua (false color) atau
foto inframerah berwarna :
Pada warna ini warna objek tidak sama dengan warna
foto.
Contoh:
vegetasi banyak memantulkan spectrum inframerah, sehingga tampak merah.
b) Foto warna asli (true color)
Yaitu foto pankromatik berwarna.
Contoh
: objek yang terekam pada foto akan menampakkan aslinya (lebih mirip/ sama
dengan warna aslinya).
4) System
wahana
a) Foto udara
Adalah foto yang direkam dari pesawat udara atau
balon udara.
b) Foto satelit atau foto orbital
Adalah foto yang direkam melalui satelit yang
mengelilingi bumi.[10]
b. Citra Non Foto
Merupakan
citra yang direkam melalui sensor bukan kamera. Citra ini dapat dibedakan atas:
1) Spectrum elektromagnetik
a) Citra
inframerah thermal
Dibuat
dengan spectrum inframerah thermal (3,5-5,5µm), (8-14µm), dan 18µm.
b) Citra
radar dan citra gelombang mikro
Dibuat
dengan spectrum gelombang mikro. Merupakan hasil pengindraan jauh system aktif
yaitu sumber tenaga buatan untuk radar dan system pasif atau sumber tenaga
alamiah untuk gelombang mikro.
2) Sensor
a) Citra
tunggal
Sensor
yang digunakan pada citra ini adalah sensor tunggal dengan saluran lebar.
b) Citra
multispectral
Sensor
yang digunakan pada citra ini adalah sensor jamak/multiband/multisaluran dengan
saluran sempit.
3) Wahana
a) Citra
dirgantara
Wahana
beroperasi di udara atau dirgantara, contoh : citra inframerah thermal, radar
dan MSS (Multi Spectral Scanner).
b) Citra
satelit (satellite/ spaceborne ilmage)
Dibuat
dari antariksa atau angkasa luar, meliputi:
(1) Citra satelit untuk penginderaan planet.
Contoh
: Citra Satelit Ranger (AS), Viking (AS), Luna (Rusia), dan Venera (Rusia)
(2) Citra
satelit untuk pengindraan cuaca, misal: NOAA atau National Oceanic and
Admospheric Administration (AS), dan Meteor (Rusia)
(3) Citra satelit untuk pengindraan sumber
daya bumi.
Contoh
: Citra Landsat (AS), Citra Soyus (Rusia), dan SPOT atau Le Systeme Probatoire
d’Observation de la Terre oleh Perancis tahun 1986
(4) Citra satelit untuk pengindraan laut
Contoh:
Citra Seasat (AS) dan Citra MOS atau Marine Observation satellite (Jepang)
tahun 1986[11]
2. Interpretasi
Foto Udara
Interpretasi foto udara adalah kegiatan pemeriksaan
gambaran fotografis melalui cara penafsiran dan pengkajian, yang bertujuan
mengenal objek serta menimbang arti dari objek yang bersangkutan. Prinsip
pengenalan objek pada foto udara didasarkan atas penyelidikan ciri-ciri objek
yang disebut karakteristik objek atau atributnya. Karakteristik objek yang
tergambar pada foto udara dalam rangka
pengenalan objek ini dinamakan sebagai kunci interpretasi, yaitu :
a. Rona
atau tone
Merupakan unsure pengenalan yang amat penting.
Pengenalan ini berdasarkan tingkat kecerahan atau kegelapan dari objek. Objek
yang banyak memantulkan sinar akan nampak putih cerah pada foto udara,
sedangkan objek yang menyerap sinar akan menghasilkan rona abu-abu gelap atau
abu-abu tua sampai hitam. Pada tumbuhan, rona dipengaruhi oleh klorofil pada
daun. Makin rimbun dan hijau daun, makin gelap ronanya.
b. Bentuk
Merupakan konfigurasi atau kerangka objek. Ciri khas
dari kenampakan objek dapat dilihat melalui bentuk. Masing-masing objek
mempunyai bentuk yang berbeda, sehingga dengan melihat bentuknya kita dapat
mengidentifikasi secara langsung objeknya.
c. Ukuran
Tiap objek mempunyai ukuran yang berbeda-beda,
penentuannya berdasarkan pada skala foto udara. Ukuran meliputi : panjang,
lebar, tinggi, luas, volume, dan kemiringan. Semua itu harus dipertimbangkan
dalam proses identifikasi supaya tidak terjadi kesalahan. Sebagai contoh,
bangunan rumah mempunyai luasan yang lebih kecil disbanding dengan bangunan
kantor.
d. Tekstur
Merupakan hubungan tiap-tiap rona yang dibentuk oleh
bermacam-macam objek pada foto udara. Tekstur dapat dibedakan melalui tingkat
kekasarannya, meliputi : kasar, sedang, halus, berbulu akar dan bintik-bintik.
Sebagai contoh, hutan mempunyai tekstur kasar, sedangkan sawah mempunyai
tekstur sedang hingga halus.
e. Pola
Merupakan rangkaian bentuk dari objek dilihat dari
hubungan susunan spasinya. Sebagai contoh, sungai mempunyai pola memanjang
tidak beraturan, sedangkan saluran atau kanal, memanjang tetapi beraturan.[12]
f. Bayangan
Berfungsi untuk memperjelas kenampakan atau profil
suatu objek. Objek yang tergambar tegak lurus pada foto udara seringkali sulit
dikenali, bahkan tidak jelas kenampakannya. Pendekatan yang dilakukan adalah
dengan melihat bayangan objek tersebut.
g. Situs
Merupakan lokasi objek dalam hubungannya dengan
objek lain. Pengenalan situs ini penting karena sangat membantu dalam proses
identifikasi, khususnya untuk objek yang sangat kecil dan tidak nampak,
sehingga objek tersebut perlu didekati dengan objek disekitarnya. Sebagai
contoh, sungai yang mempunyai alur sangat kecil dan tidak nampak, pengenalannya
perlu didekati dengan pola vegetasi yang memanjang membentuk pola aliran sungai
di kanan kirinya.
h. Asosiasi
Merupakan keterkaitan antara suatu objek dengan
objek yanh lainnya pada foto udara. Sebagai contoh, pemukiman transmigrasi
berasosiasi dengan ladang atau tegalan.
Karakteristik objek di atas digunakan untuk foto
udara atau citra yang tidak berwarna atau hitam putih. Untuk foto udara atau
citra yang berwarna, selain menggunakan 8 karakteristik di atas biasanya
ditambah dengan warna.
Kegiatan interpretasi foto udara merupakan kegiatan
pengenalan dan menimbang arti objek pada foto udara. Kegiatan tersebut mempunyai
tiga tahapan, meliputi:
a. Deteksi, merupakan kegiatan yang
dimulai dari mengenali objek dengan cara menguraikan atau memisahkan objek
berdasarkan rona atau warnanya, kemudian delineasi atau penarikan garis batas
masing-masing objek yang memiliki rona atau warna yang sama.
b. Identifikasi, merupakan kegiatan
mengenali objek berdasarkan karakteristik selanjutnya, meliputi : bentuk,
ukuran, tekstur, pola, situs, dan lain sebagainya, kemudian mengklasifikasikan
bentuk tersebut sesuai dengan maksud dan tujuan interpretasi.
c. Analisi, merupakan kegiatan mengkaji
pola dan susunan keruangan pada objek penelitian untuk menarik kesimpulan.
Interpretasi foto udara dilakukan dalam suatu
ruangan dengan disertai cahaya, baik cahaya langsung dari sinar matahari maupun
cahaya lampu. Dengan demikian, kegiatan interpretasi dapat dilakukan kapanpun
juga dan dalam waktu yang tidak ditentukan. Interpretasi di maksudkan untuk
identifikasi atau pengenalan bentang alam dan bentang budaya pada citra atau
foto udara. Kegiata interpretasi pada foto udara dilakukan dengan cara melapisi
dengan plastic transparan agar citra atau foto udara tetap bersih dan awet.
Alat dan bahan yang digunakan dalam interpretasi meliputi:
a. Citra atau foto udara
b. Stereoskop
c. Suryakanta (lup atau alat pembesar)
d. Plastik transparan
e. Tints OHP pen dengan 4 warna: hitam,
biru, hijau, dan merah
f. Penggaris
g. Spiritus untuk menghapus tinta
h. Kapas atau cutton buds
i. Kertas HVS atau folio bergaris untuk
membuat table kunci interpretasi
j. Selotip
k. Ketas kalkir untuk menggambar atau
memindahkan hasil interpretasi
3. Perbedaan
antara Peta dan Citra atau Foto Udara
Peta dan citra atau foto udara secara umum mempunyai
pengertian yang sama, keduanya disebut dengan image yaitu gambaran suatu objek
atau perwujudan suatu objek. Peta merupakan gambaran unsur-unsur pemukaan bumi
yang selektif, diperkecil dengan kenampakan secara abstrak dan digambarkan pada
suatu bidang datar. Adapun citra atau
foto udara merupakan gambaran hasil rekaman objek yang dihasilkan melalui
interaksi antara objek dan tenaga elektromagnetik. Citra disebut juga imagery
yaitu gambaran visual tenaga yang direkam dengan menggunakan piranti
penginderaan jauh.
Dalam tampilannya peta lebih selektif yang artinya tidak semua kenampakan dapat
disajikan atau digambarkan. Hanya objek-objek tertentu saja yang dapat
digambarkan sesuai dengan maksud dan tujuan dalam pembuatannya. Lain halnya
dengan foto udara yang dapat menampilkan
objek secara keseluruhan dengan lengkap sesuai dengan keadaan yang sebenarnya
pada wilayah yang dikehendaki, sehingga citra atau foto udara memiliki sifat
yang tidak selektif. Proses seleksi data pada peta disebut dengan generalisasi.
Generalisasi peta adalah proses pemilihan dan penyerdehanaan dari unsur-unsur
yang akan disajikan sesuai dengan skala dan tujuan peta. Apabila seluruh objek
pada wilayah yang dipetakan disajikan apa adanya tanpa seleksi, maka peta akan
nampak rumit dan sulit dibaca dan digunakan.
Melihat ketelitiannya, peta lebih teliti
dibandingkan dengan citra atau foto udara terutama peta yang dibuat berdasarkan
survey dan pengukuran di lapangan. Kesalahan planimetrik atau ukuran pada peta
dapat diperbaiki melalui sistem proyeksi. Adapun citra atau foto udara memiliki
kesalahan yang relatif banyak karena citra atau foto udara merupakan data
mentah yang belum mengalami pengolahan lebih lanjut. Kesalahan yang terjadi
pada citra atau foto udara ada pada ukuran apabila kita mengukurnya. Semakin
jauh dari titik pusat pada satu lembar foto udara, maka kesalahan ukuran yang
dimiliki semakin besar. Citra atau foto udara tidak mengenal sistem proyeksi
karena dibuat dengan rekaman melalui pemotretan apa adanya.
4. Keistimewaan
Citra Penginderaan Jauh
Kelengkapan informasi yang disajikan pada citra
penginderaan jauh mempunyai daya tarik tersendiri bagi para ilmuwan dan
peneliti dari berbagai bidang keahlian untuk dapat memanfaatkan secara sendiri
(monodisipliner) atau gabungan beberapa bidang (multidisipliner).
Jika dibandingkan dengan survei lapangan,
penginderaan jarak jauh lebih unggul dan bermanfaat bagi pengkajian dan
pengelolaan wilayah atau sumber daya alam. Survei lapangan memerlukan waktu,
tenaga, dan biaya yang lebih besar jika dibandingkan dengan penginderaan jarak
jauh. Selain itu, data yang dihasilkan penginderaan jauh lebih valid.
Beberapa keistimewaan
citra penginderaan jauh di antaranya adalah :
a. Menyajikan
gambaran objek secara lengkap dengan kenampakan yang nyata seperti kenampakan sebenarnya
di lapangan.
b. Waktu pembuatan yang relatif cepat.
c. Biaya
relatif lebih murah dibandingkan dengan pengukuran langsung di lapangan.
d. Dapat
digunakan untuk memonitor objek lapangan, seperti : informasi bencana banjir,
gempa bumi, kebakaran hutan, dan bencana alam lainnya.
e. Cocok
digunakan untuk daerah yang sarana perhubungannya kurang baik dan sulit untuk
dijangkau, seperti : hutan, pegunungan, dan daerah rawa.
5. Pemetaan Melalui
Media Citra dan Foto Udara
Dunia fotografi juga mempunyai andil yang cukup
besar dalam pemetaan foto udara dan citra satelit. Foto udara dan citra satelit
digunakan sebagai pengganti kegiatan pengukuran lapangan dalam pembuatan peta
sehingga waktu yang diperlukan menjadi lebih singkat. Foto udara diambil
melalui pesawat sebagai wahana dengan kamera udara sebagai sensornya, sedangkan
citra satelit diperoleh juga dari satelit yang mengorbit bumi dan instrumen
sebagai sensor yang ditempatkan pada satelit tersebut.
Gambaran sebuah foto udara merupakan rekaman dari
permukaan bumi sesuai dengan aslinya sebagai informasi atau data tentang objek,
daerah atau fenomena yang diteliti. Objek atau fenomena pada foto udara berupa
bentang alam dan bentang budaya yang dapat dikenali melalui teknik interpretasi
atau penafsiran. Kegiatan interpretasi citra atau foto udara merupakan kegiatan
pengenalan objek dan menimbang arti objek pada foto udara tersebut. Tujuan dari
interpretasi citra atau foto udara adalah untuk mendapatkan data dan informasi
tentang objek yang berkaitan dengan permukaan bumi.
Hasil interpretasi nantinya akan kita pergunakan
sebagai data dalam pembuatan peta dengan cara memindahkan detail objek pada
foto udara ke dalam media kertas (peta) dengan mengganti perwujudan objek
menjadi simbol- simbol kartografi.
BAB
III
PENUTUP
Simpulan
Penginderaan jauh
(disingkat inderaja) adalah pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek
atau fenomena oleh sebuah alat yang tidak secara fisik melakukan kontak dengan
objek tersebut atau pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau
fenomena oleh sebuah alat dari jarak jauh, (misalnya dari pesawat, pesawat luar
angkasa, satelit, kapal atau alat lain.
Komponen- komponen yang
terdapat pada penginderaan jauh antara lain: Sumber Tenaga, Atmosfer, Interaksi
antara tenaga elektromagnetik dan atmosfer, Sensor dan Wahana, Perolehan Data, Pengguna
Data, Teknik pengumpulan data.
Citra menggambarkan
obyek, daerah, dan gejala di permukaan bumi dengan; wujud dan letak obyek yang
mirip ujud dan letak di permukaan bumi, relatif lengkap, meliputi daerah yang
luas, serta bersifat permanen.
Daftar
Pustaka
Lillesland, Thomas. M dan Ralph W. Kiefer. 2007. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra.
Yogyakarta:Gadjah
Mada University Press
Sutanto. 1979.
Pengetahuan Dasar Interpretasi Citra. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Prasongko, Eko
Titis. Hendrawansyah, Rudi. 2009. Geografi
Untuk siswa menengah atas- Madrasah Aliah, Kelas XII. Jakarta: Pusat
Perbukuan
Wiji, Eny Lestari.2002. Geografi SMA kelas XII. Sukoharjo: CV Willian.
Hartono.2007.
Geografi XII. Bandung: CV CITRA PRAYA.
[1] Eny Wiji
Lestari.2002. Geografi 3. Sukoharjo: CV Willian. Hlm: 51
[2] Geografi SMA Kelas XII,hal. 57.
2002
[3] Geografi SMA Kelas XII,hal. 57.
2002
[4] Geografi SMA Kelas XII,hal. 58.
2002
[5]
Hartono.2007. Geografi 3. Bandung: CV Citra Praya. Hlm:22
[7]
Hartono.2007. Geografi 3. Bandung: CV Citra Praya. Hlm:24
[8]
Hartono.2007. Geografi 3. Bandung: CV Citra Praya. Hlm:31
[11]
Hartono.2007. Geografi 3. Bandung: CV Citra Praya. Hlm:29
[12]
Hartono.2007. Geografi 3. Bandung: CV Citra Praya. Hlm:29-30
Langganan:
Postingan (Atom)